Motor Induksi Tiga Fasa

Mesin-mesin listrik digunakan untuk mengubah suatu bentuk energi ke energi yang lain, misalnya mesin yang mengubah energi mekanis ke energy listrik disebut generator, dan sebaliknya energi listrik menjadi energy mekanis disebut motor. Masing-masing mesin mempunyai bagian yang diam dan bagian yang bergerak.
Bagian yang bergerak dan diam terdiri dari inti besi, dipisahkan oleh celah udara dan membentuk rangkaian magnetic dimana fluksi dihasilkan oleh aliran arus melalui kumparan/belitan yang terletak didalam kedua bagian tersebut.
  Gambar 1. 1 Penampang Motor Induksi 3 Fasa
Pada umumnya mesin-mesin penggerak yang digunakan di Industri mempunyai daya keluaran lebih besar dari 1 HP dan menggunakan motor Induksi Tiga Fasa. Adapun kelebihan dan kekurangan motor induksi bila dibandingkan dengan jenis motor lainnya.

Bagian-bagian dari motor tiga fasa :
1. Belitan Stator
Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama dengan belitan motor sinkron. Konstruksi statornya belapis-lapis dan mempunyai alur untuk melilitkan kumparan. Stator mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan kumparan dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan penyambungan dengan sumber tegangan. Masing-masing kumparan stator mempunyai beberapa buah kutub, jumlah kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut. Semakin banyak jumlah kutubnya maka putaran yang terjadi semakin rendah.
Gambar 1. 2 Kelompok kumparan Stator

2. Rotor
Motor Induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor sangkar dan rotor lilit.
  • Rotor Sangkar    : Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau alumunium. Ujung-ujung batang penghantar dihubung singkat oleh
    cincin penghubung singkat, sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang menggunakan rotor ini disebut Motor Induksi Rotor Sangkar.
    Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak dibutuhkan tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat awal berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sumbu (poros) tetapi sedikit miring.
    Gambar 1. 3 Penampang dari Rotor Sangkar
     
  •  Rotor Belit     : Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke dalam alur-alur inti rotor. Belitan ini sama dengan belitan stator, tetapi belitan selalu dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan dihubungkan ke terminal-terminal sikat / cincin seret yang terletak pada poros rotor. Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara mengatur tahanan belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja normal sikat karbon yang berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat. Motor induksi rotor lilit dikenal dengan sebutan Motor Induksi Slipring atau Motor Induksi Rotor Lilit.
    Gambar 1. 4 Penampang Rotor Belit

  • Selip Motor Induksi    : Seperti telah dijelaskan, putaran rotor tidak akan sama dengan putaran
    medan stator, karena bila rotor berputar sama cepatnya dengan medan stator,
    tidak akan timbul perbedaan kecepatan sehingga tidak ada GGL induksi yang
    timbul pada rotor, tidak ada arus dan tidak ada kopel yang mendorong rotor.
    Itulah sebabnya rotor selalu berputar pada kecepatan dibawah kecepatan
    medan putar stator. Perbedaan kecepatan tergantung pada besarnya beban motor.
    Slip mutlak menunjukkan kecepatan relatif rotor terhadap medan putar.
     
  • Ns = Putaran Medan Stator (RPM)
    Nr = Putaran Medan Rotor (RPM)
  • Slip (S) merupakan perbandingan slip mutlak terhadap Ns, ditunjukkan
    per unit atau prosen oleh hubungan :





Load disqus comments

2 komentar